Karena Qabil tetap berkeras kepala tidak mau menerima keputusan
ayahnya dan meminta supaya dinikahkan dengan adik kembarnya sendiri
‘Iqlima’ maka Nabi Adam seraya menghindari penggunaan kekerasan atau
paksaan, beliau secara bijaksana mengusulkan agar menyerahkan masalah
perjodohan itu kepada Tuhan untuk menentukannya. Caranya ialah bahwa
masing- masing dari Qabil dan Habil harus menyerahkan korban kepada
Tuhan dengan catatan bahwa barang siapa di antara kedua saudara itu
diterima korbannya ialah yang berhak menentukan pilihan jodohnya.
Qabil dan Habil menerima baik jalan penyelesaian yang ditawarkan oleh
ayahnya. Habil keluar dan kembali membawa peliharaannya sedangkan Qabil
datang dengan sekarung gandum yang dipilih dari hasil cucuk tanamnya
yang rusak dan busuk kemudian diletakkan kedua korban itu kambing Habil
dan gandum Qabil di atas sebuah bukit lalu pergilah keduanya menyaksikan
dari jauh apa yang akan terjadi atas dua jenis korban itu.
Kemudian dengan disaksikan oleh seluruh anggota keluarga Adam yang
menanti dengan hati berdebar apa yang akan terjadi di atas bukit di mana
kedua korban itu diletakkan, terlihat api besar yang turun dari langit
menyambar kambing binatang korban Habil yang seketika itu musnah
termakan oleh api sedangkan karung gandum kepunyaan Qabil tidak
tersentuh sedikit pun oleh api dan tetap tinggal utuh.
Bahkan sejarah mencatat, Qobil akhirnya membunuh Habil. Bukan hal dosa
pembunuhan pertama dalam sejarah manusia namun motif Qobil yang
mengabaikan nasihat Habil terhadap Qurban yang didasarkan tulus dan
ikhlas karena Alloh itu yang diterima, Habil mengajak Qobil untuk
berserah diri terhadap keputusan Alloh. Karena hanya mengikuti hawa
nafsu, maka Aqidah Qobil dipertanyakan?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar