Kamis, 14 Januari 2016

5. Berimannya Tukang Sihir Fir’aun

Raja Fir’aun adalah penguasa Mesir yang zalim, sombong, dan takabur karena memiliki ratusan tukang sihir yang sakti. Sebagian besar rakyat Mesir takut dengan kekuasaan yang dimiliki Fir’aun. Kecuali Nabi Musa dan para pengikutnya yang taat pada Alloh S.W.T.; Karenanya, Fir’aun menganggap Nabi Musa sebagai ancaman bagi kekuasaannya.
Karena merupakan ancaman serius, Fir’aun berniat mencelakai Nabi Musa A.S.; ia berniat mengumpulkan para tukang sihirnya untuk beradu kekuatan dengan Nabi Musa. “Hai Musa, aku akan mengumpulkan para tukang sihir terbaikku untuk mencelakaimu. Sesungguhnya ada 2 orang tukang sihir yang terbaik diantara mereka. Mereka akan mengusirmu dari negeriku.” Kata Fir’aun dengan sombong.
Mendengar ancaman itu, Nabi Musa menjawab: “Sesunggunya aku berlindung kepada Alloh; Tuhanku yang Maha Perkasa dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri karena tidak beriman kepadaNya.”
Fir’aun mulai mengumpulkan ratusan tukang sihirnya. Ketika mereka sudah berkumpul, Fir’aun mendatangi Nabi Musa: “Hai Musa, tunjukkan kekuatanmu dan Tuhanmu! Sekarang, kamu yang akan melemparkan tongkat mukjizatmu atau kami yang akan memberi pelajaran terlebih dahulu?” tantang Fir’aun.
Mendengar kesombongan mereka, Musa menjawab: “Kalian yang memulai permusuhan ini, maka lakukanlah apa yang akan kalian sombongkan kepada Alloh dan diriku.”
Mulailah para tukang sihir itu membaca mantra-mantra, “jadilah ular-ular dan telanlah Nabi Musa yang telah mendustai berhala kami!”. Melihat ular-ular sihir mulai menyerang dirinya, Nabi Musa mulai ketakutan. Tapi Alloh menenangkan hati Nabi Musa dan berfirman,
“Janganlah kamu takut! Sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang), dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesunggunya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, darimana saja ia datang.” (Thoha [20]: 68-69)
Nabi Musa segera mengikuti perintah Alloh. Tiba-tiba tongkat yang dilemparkannya berubah menjadi seekor ular besar dan menelan semua ular-ular sihir tersebut. Alangkah terkejutnya para tukang sihir Fir’aun. Melihat kejadian tersebut mereka ketakutan. Akhirnya, mereka mengaku kalah dan bersujud. “Karena kesombongan kami maka kami tersesat. Mulai sekarang kami beriman kepada Tuhan semesta alam. Sesungguhnya kami akan kembali kepada kekuasaan Alloh yang maha perkasa.” ujar mereka pada Nabi Musa.
“Alloh Maha Pengampun. Kalian jangan melakukan perbuatan yang tidak terpuji terhadap Alloh, karena Alloh akan membinasakan kalian semua.” Ucap Musa. Para Tukang sihir itu kemudian
berkata kembali: “Wahai Rosul Alloh, sesungguhnya kami telah beriman kepada Alloh agar diampuni kesalahan-kesalahan kami.”
Sambil menatap para tukang sihir tersebut satu per satu, Musa berkata: “Tuhan Maha Pengampun. Kalian lebih beruntung karena bertaubat ketika beriman dan beramal saleh kepada-Nya.” Alloh berfirman :
“Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. Dan barangsiapa datang kepadanya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia) yaitu surga ‘Adn, yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal didalamnya. Itulah balasan bagi orang-orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).” (Q.S. Thoha [20]: 74-76)
Hikmah Cerita :
Orang-Orang yang patuh menjalankan perintah Alloh tidak perlu gentar menghadapi tantangan seberat apapun. Apabila kita melakukan kesalahan, takutlah karena Alloh. Pertolongan Alloh akan datang jika kita berdo’a kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar