Raja Fir’aun adalah penguasa Mesir yang zalim, sombong, dan takabur
karena memiliki ratusan tukang sihir yang sakti. Sebagian besar rakyat
Mesir takut dengan kekuasaan yang dimiliki Fir’aun. Kecuali Nabi Musa
dan para pengikutnya yang taat pada Alloh S.W.T.; Karenanya, Fir’aun
menganggap Nabi Musa sebagai ancaman bagi kekuasaannya.
Karena
merupakan ancaman serius, Fir’aun berniat mencelakai Nabi Musa A.S.; ia
berniat mengumpulkan para tukang sihirnya untuk beradu kekuatan dengan
Nabi Musa. “Hai Musa, aku akan mengumpulkan para tukang sihir terbaikku
untuk mencelakaimu. Sesungguhnya ada 2 orang tukang sihir yang terbaik
diantara mereka. Mereka akan mengusirmu dari negeriku.” Kata Fir’aun
dengan sombong.
Mendengar ancaman itu, Nabi Musa menjawab:
“Sesunggunya aku berlindung kepada Alloh; Tuhanku yang Maha Perkasa dan
Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri karena tidak beriman
kepadaNya.”
Fir’aun mulai mengumpulkan ratusan tukang sihirnya.
Ketika mereka sudah berkumpul, Fir’aun mendatangi Nabi Musa: “Hai Musa,
tunjukkan kekuatanmu dan Tuhanmu! Sekarang, kamu yang akan melemparkan
tongkat mukjizatmu atau kami yang akan memberi pelajaran terlebih
dahulu?” tantang Fir’aun.
Mendengar kesombongan mereka, Musa
menjawab: “Kalian yang memulai permusuhan ini, maka lakukanlah apa yang
akan kalian sombongkan kepada Alloh dan diriku.”
Mulailah para
tukang sihir itu membaca mantra-mantra, “jadilah ular-ular dan telanlah
Nabi Musa yang telah mendustai berhala kami!”. Melihat ular-ular sihir
mulai menyerang dirinya, Nabi Musa mulai ketakutan. Tapi Alloh
menenangkan hati Nabi Musa dan berfirman,
“Janganlah kamu takut!
Sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang), dan lemparkanlah apa
yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka
perbuat. Sesunggunya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang
sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, darimana saja
ia datang.” (Thoha [20]: 68-69)
Nabi Musa segera mengikuti
perintah Alloh. Tiba-tiba tongkat yang dilemparkannya berubah menjadi
seekor ular besar dan menelan semua ular-ular sihir tersebut. Alangkah
terkejutnya para tukang sihir Fir’aun. Melihat kejadian tersebut mereka
ketakutan. Akhirnya, mereka mengaku kalah dan bersujud. “Karena
kesombongan kami maka kami tersesat. Mulai sekarang kami beriman kepada
Tuhan semesta alam. Sesungguhnya kami akan kembali kepada kekuasaan
Alloh yang maha perkasa.” ujar mereka pada Nabi Musa.
“Alloh Maha
Pengampun. Kalian jangan melakukan perbuatan yang tidak terpuji
terhadap Alloh, karena Alloh akan membinasakan kalian semua.” Ucap Musa.
Para Tukang sihir itu kemudian
berkata kembali: “Wahai Rosul Alloh, sesungguhnya kami telah beriman kepada Alloh agar diampuni kesalahan-kesalahan kami.”
Sambil
menatap para tukang sihir tersebut satu per satu, Musa berkata: “Tuhan
Maha Pengampun. Kalian lebih beruntung karena bertaubat ketika beriman
dan beramal saleh kepada-Nya.” Alloh berfirman :
“Sesungguhnya
barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka
sesungguhnya baginya neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan
tidak (pula) hidup. Dan barangsiapa datang kepadanya dalam keadaan
beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh maka mereka itulah
orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia) yaitu
surga ‘Adn, yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal
didalamnya. Itulah balasan bagi orang-orang yang bersih (dari kekafiran
dan kemaksiatan).” (Q.S. Thoha [20]: 74-76)
Hikmah Cerita :
Orang-Orang
yang patuh menjalankan perintah Alloh tidak perlu gentar menghadapi
tantangan seberat apapun. Apabila kita melakukan kesalahan, takutlah
karena Alloh. Pertolongan Alloh akan datang jika kita berdo’a kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar